Selasa, Juni 30, 2009

MEMBANGUN SEBUAH BUDAYA DISIPLIN

MEMBANGUN SEBUAH BUDAYA DISIPLIN
Editor : Indra Cakra


Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Dalam ajaran, Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist, yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59, yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu…………..(An Nisa 59(
Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa.

Kamis, Juni 18, 2009

Teori Ketatanegaraan dalam Islam

Berbicara maslah teori atau konsep pemerintahan dalam Islam maka akan sengat erat kaitanya dengan Negara Islam, yang polemiknya hingga sekarang masih terus diperdebatkan mengenai benar tidaknya keberadaan atau adakah Negara Islam sesunggguhnya. Banyak para pemikir yang berbeda pendapat mengenai hal ini.
Abdurrahman Wahid dalam tulisanya mengatakan bahwa Islam tidaklah memiliki konsep yang jells mengenai bagaimana Negara di buat dan dipertahankan. Islam tidak mengenal pandangan yang jelas dan pasti mengenai pergantian kepemimpinan. Rosululloh digantikan oleh abu bakar tiga hari setelah beliau wafat. Selama masa itu kaum muslimin menunggu dan mencari solusi atas kepemimpinan pasca Rosulullah, hingga abu bakar terpilih melalui bai’at/ prasetia. Sebelum Abu Bakar wafat penunjukan Umar sebagai penggantinya. Demikian pula ketika berpindah ke Utsman dan ke Ali ra. System dan Prosesnya tidak sama, bahkan ketika tampuk kepemimpinan jatuh tangan bani umaiyah yang kemudian menjadi system kerajaan.1

Minggu, Mei 10, 2009

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NEGARA BANGSA

Kesadaran nasional adalah perwujudan jatidiri bangsa; juga sebagai pengamalan kesadaran kesatuan dan kekeluargaan. Kesadaran kebangsaan merupakan kesadaran harga diri kolektif manusia yang terbentuk oleh alam (nusantara), sosio-budaya (tatanan nilai) dan sosio-psikologis rakyat.

Asas wawasan kebangsaan (wawasan nasional) sesungguhnya bersumber dan berakar dalam sejarah Indonesia yang panjang; seumur dengan nilai filsafat Pancasila. Mengutip pernyataan Bung Karno dalam pidato beliau di PBB 29 September 1961, antara lain: “Berbicara tentang dasar negara Pancasila, kami menyatakan bagaimana nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sudah berkembang 2000 tahun berselang......”. Artinya, kesadaran nasional (sila III Pancasila) seutuhnya adalah ajaran filsafat Pancasila yang telah tumbuh dan berkembang sejak 2000 tahun peradaban Indonesia, dan diwarisi oleh the founding fathers untuk kita warisi dan tegakkan (pembudayaan nilai Pancasila seutuhnya).


Selasa, Oktober 14, 2008

Menguak Fakta 20 Mei Sebagai HARKITNAS


Harkitnas Kelahiran organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 sesungguhnya amat tidak patut dan tidak pantas diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, karena organisasi ini mendukung penjajahan Belanda, sama sekali tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, a-nasionalis, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya merupakan anggota Freemasonry Belanda (Vritmejselareen).Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam yang dilakukan oleh para penguasa sekular. Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.


Jumat, Oktober 03, 2008

BELAJAR PADA FILOSOFI ANGSA (Zubaidah Djohar, Peminat masalah sosial-politik)

Tak seperti elang, angsa hidup berkawan. Mandi bersama, tidur bersama, dan mencari makan bersama. Dalam dunia sosiologis mereka lebih mencirikan diri sebagai masyarakat kolektif. Tetapi mereka tidak menyebut diri seperti itu. Apapun istilah yang ingin dilekatkan oleh para ilmuwan, silahkan saja, yang penting kami selalu bersama. Kira-kira begitulah sikap politik mereka.

Ini adalah isyarat alam yang dasyat. Kita tidak pernah menyadari keberadaannya karena semua berlalu secara alami. Padahal angsa mengajarkan kita banyak hal tentang arti tata tertib, kekompakan dan pertemanan. Saya pun tidak pernah serius memperhatikannya, hingga suatu hari seorang teman menghadiahi video berjudul "Fly Away Home" untuk arjuna-arjuna kecilku (ketika saya masih berada di negeri Mamak Sam tahun 06 lalu). Inilah awal dimana saya tertegun pada kesan harmoni kehidupan. Sejak itu saya tertarik untuk mengamati kehidupan angsa-angsa itu di alam nyata, ternyata persis sama.


Postingan Populer